Sembari membuka kembali lipatan lipatan tradisi lama untuk bertutur tentang kisah kisah klasik dalam serat mahabarata atau ramayana, terutama konsepsi hukum sebab akibat yang menjadi keyakinan kita dalam srada ke tiga dalam panca srada yakni karma phala.
Penting juga di simak lagi ajaran surga neraka, seperti atma prasangsya dalam dalam biam swarga, japatuan, lubdaka dan lain - lain, agar bias menjadi tuntunan atawa ‘uger-uger’ pergaulan masyarakat.
Lewat lembaran ini diingatkan kembali nilai-nilai luhur dan filsafat cerita Bima Swarga bias kiranya menjadi rambu rambu bagi kita semua, pengelola negara, birokrat, dan semua umat sedharma, dalam berlaksana agar tercapai kembali kedamaian sesuai harmoni Tri Hita Karana yang kita idamkan.
Kisahnya
diceritakan sebagai berikut
Sebelum menyelamatkan orang tuanya untuk mendapatkan kebahagiaan abadi di Sorgaloka, Sang Bhima juga menyaksikan penghukuman di Neraka bagi para roh yang semasa hidupnya selalu berbuat jahat.
Berawal dari sebuah mimpi Dewi Kunti yang didatangi roh suaminya